Halaman

Selasa, 29 Maret 2011

GAGAL JANTUNG


GAGAL JANTUNG (Heart Failure)
     Penyakit ini dikarenakan ketidakseimbangan suplai darah ke jaringan/sel tubuh saat beristirahat maupun beraktivitas.

Etiologi :
1.   Hipertiroid
Tiroid merupakan hormon yang berguna dalam metabolisme tubuh. Jadi, ketika metabolisme tubuh meningkat tajam yaitu pada penderita hipertiroid, kebutuhan akan oksigen juga meningkat pesat, curah jantung yang dibutuhkan untuk menyuplai oksigen ini rendah, sehingga dapat mengakibatkan gagal jantung.
2.   Arterosklerosis
Merupakan penyakit akibat tingginya kadar LDL (Low Density Lipoprotein) sehingga kolesterol pada pembuluh darah menumpuk, yang mana menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah.
Arterosklerosis dapat menyebabkan gagal jantung, yaitu :
²  Jika arterosklerosis terjadi di pembuluh darah jantung kiri dapat menyebabkan sesak nafas, karena sel otot jantung tidak mendapatkan suplai darah yang cukup karena adanya penyumbatan, sehingga sel-sel ini mati dan mengurangi kekuatan otot jantung untuk memompa darah ke seluruh jaringan tubuh.
²  Jika arterosklerosis terjadi pada otot jantung sebelah kanan dapat mengakibatkan pembengkakan hati dan organ-organ lainnya karena kekuatan jantung sebelah kanan untuk memompa darah masuk ke paru-paru lemah (sel otot jantung mati), sehingga darah menumpuk di seluruh tubuh.
Karena itu lah orang yang gagal jantung cenderung memperlihatkan udem (bengkak) pada tubuhnya.

3.   Hipertensi
Adalah penyakit kardiovaskular akibat adanya gangguan tekanan darah normal. Mekanisme penyakitnya yaitu, ketika tekanan darah kuat membuat volume darah pada jantung pun meningkat (diastole meningkat), hal ini membuat jantung mengalami hipertropi. Untuk mengeluarkan darah yang banyak ini, otot jantung harus kuat memompa darah, ini tidak dibarengi oleh suplai darah yang seimbang pada otot jantung. Yang mana mengakibatkan gagal jantung.
4.   Diabetes
Penyakit ini dikarenakan banyaknya kadar glukosa didalam darah yang tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh karena kurangnya produksi hormone insulin. Hal ini menyebabkan sel-sel tubuh kekurangan nutrisi dan oksigen untuk beraktifitas dan bermetabolisme. Jika hal ini terjadi pada otot jantung menyebabkan lemahnya jantung untuk memompa darah keseluruh jaringan tubuh yang pada akhirnya menyebabkan gagal jantung.

Jantung yang lemah untuk berkontraksi menyebabkan aliran darah bergerak lambat, hal ini mempercepat pembekuan darah --> terjadi penyumbatan pada pembuluh darah --> stroke.

Kamis, 03 Maret 2011

PARKINSON


Penyakit Parkinson (PD) adalah kelainan degeneratif dari sistem saraf pusat yang menyebabkan gangguan pada sistem motorik dan biasanya penderita mengalami tremor, kaku otot, sulit berjalan, gangguan keseimbangan dan gerak gerik menjadi lambat (bradykinesia). Gejala primer tersebut disebabkan berkurangnya rangsangan pada korteks motorik dari ganglia basalis, biasanya karena kekurangan Dopamin, yang diproduksi oleh neuron Dopaminergic di otak, sedangkan gejala sekunder biasanya berupa gangguan pada fungsi luhur dan gangguan wicara.

Penyebab
Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis. Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks otak besar.
Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan diantara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis adalah dopamin.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin biasanya tidak diketahui. Tampaknya faktor genetik tidak memegang peran utama, meskipun penyakit ini cenderung diturunkan.
Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun mempengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang digunakan untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf.

Gejala
Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan.
Pada banyak penderita, pada mulanya Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.
Pada sepertiga penderita, tremor bukan merupakan gejala awal; pada penderita lainnya tremor semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit dan sisanya tidak pernah mengalami tremor.
Penderita mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil di tangan seringkali mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari -hari (misalnya mengancingkan baju dan mengikat tali sepatu) semakin sulit dilakukan.
Penderita mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika penderita sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk berhenti atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga mendorong mereka untuk berlari kecil supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit mempertahankan keseimbangan sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke belakang.
Wajah penderita menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah untuk membentuk ekspresi tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi wajah ini disalah artikan sebagai depresi, walaupun memang banyak penderita Parkinson yang akhirnya mengalami depresi. Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka dan matanya jarang mengedip. Penderita seringkali ileran atau tersedak karena kekakuan pada otot wajah dan tenggorokan menyebabkan kesulitan menelan. Penderita berbicara sangat pelan dan tanpa aksen (monoton) dan menjadi gagap karena mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan fikirannya. Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun.